Halo. Beberapa hari yang lalu gue dikasih tugas untuk membuat profil tentang salah satu relawan pencarian Sukhoi yang sempat meledak beberapa waktu lalu. Deadlinenya hanya sekitar 5 hari. Paniknya luar biasa. Meningat long weekend yang harusnya dinikmati dengan bersantai dirumah, mau gak mau harus cari narasumber dulu deh.
Oke, yang gue wawancara ini namanya Kak Komar, anak Vokasi UI jurusan Manajemen Informasi & Dokumen. Dia anggota Mapala UI yang menemukan bangkai Sukhoi pertama kali. Gue bersama 6 orang temen yang lain, yang sama-sama dikasih tugas wawancara Relawan Sukhoi akhirnya ngumpul hari jumat, 18 Mei di Takor Fisip UI. Sekitar jam 5.30 akhirnya dia datang juga~ setelah galau akan narasumber mana yang fix bakal diwawancara :') Terimakasih ya untuk waktunya, Ka Komar :')
 |
Ini dia Komarun, anggota tim penemu bangkai sukhoi. |
Nama : Komarun
Nama Panggilan : Komar
TTL :
Jepara, 12 april 1992
Hobi :
Membaca dan Jalan-Jalan
Pendidikan : SD
Tanwirul qolub Kudus
SMP 1 Kudus
SMA 1 Kudus
Berawal dari Hobi
Tanpa
keikutsertaannya ke dalam Mapala UI mungkin saat ini nama Komar tidak
seterkenal saat ini. Sejak SMA komar sudah menyukai berpetualang di alam,
meskipun hanya sebatas jalan-jalan. Berkat hobinya itu sejak ia mendengar
tentang Mapala UI, ia pun termotivasi untuk masuk Mapala UI dan ternyata
impiannya tercapai. Ia lulus di Universitas Indonesia jurusan Manajemen
Informasi dan Dokumen dan akhirnya mendaftar menjadi anggota Mapala UI. Di
Mapala UI lah ia mendapatkan ilmu-ilmu yang akhirnya bisa dia pakai yang salah
satunya adalah menjadi relawan pencarian bangkai Sukhoi.
Menempuh medan berat demi kepuasan tersendiri
Berawal
dari sekretariat Mapala UI, beberapa orang disana bermusyawarah untuk menjadi
relawan di Gunung Salak. Komar yang
beralasan untuk kemanusiaan dan mengaplikasikan ilmu yang telah ia dapat di
Mapala, akhirnya diputuskan 3 orang anggota Mapala UI, termasuk Komar berangkat
ke Gunung Salak dengan peralatan dan persiapan yang seadanya. Setibanya di
Gunung Salak Komar dan Tim melapor ke Pimpinan SAR dan akhirnya turun ke gunung
bersama tim yang lain dari jam 2 Kamis malam, 10 Mei 2012.
Menurut
Komar, Medan yang ditempuh sangat berat karena struktur gunung yang tidak rata
dan logistik yang sulit. Beruntung, Komar dan tim sudah mempersiapkan logistik
untuk 3 hari, disaat tim yang lain sudah mulai tumbang karena alasan logistic
tidak mencukupi, Komar dan Tim Mapala UI tetap maju hingga akhirnya mereka
bersama Tim Marinir menemukan bangkai Sukhoi pukul Jam 10.00.
Tidak Suka Hidup Monoton
Meskipun
alasan utamanya masuk UI adalah ingin masuk Mapala, akademis Komar tidak pernah
dibawah rata-rata. Buktinya semester lalu ia mendapatkan IP 3,5. Menurutnya
mengikuti kegiatan Mapala itu merupakan kesenangan tersendiri untuknya, ia
menganggap hidup yang statis seperti kuliah dan belajar itu adalah hal yang
membosankan, ia suka hidup yang dinamis yang memiliki kegiatan lain selain
kuliah dan belajar, “Untuk apa kuliah kalau hanya untuk kuliah, belajar dan
dapat IP bagus. Itu statis banget” Ucapnya. Meskipun sangat menyenangi kegiatan
Mapala, Komar tidak melupakan pendidikannya nanti, setelah lulus Vokasi UI yang
merupakan D3 ini komar ingin melanjutkan ke ilmu perpustakaan atau arsip S1.
Tidak
hanya Mapala, Komar pun ikut kegiatan Teater UI. Salah satu pementasan Teater
UI yang berjudul Orkes 3 Gobang pun ia ikuti. Namun sayang, karena kegiatan
menjadi relawan pencarian bangkai Sukhoi ia pun melewatkan beberapa latihan dan
tidak bisa tampil di Teater Orker 3 Gobang yang dilaksanakan tanggal 19-20 mei
lalu.
Pengalaman Naik dan
Turun Gunung
Menjadi anggota
Mapala UI membuatnya memiliki cukup banyak pengalaman, meskipun belum semua
gunung yang ia naiki tapi itu membuatnya termotivasi untuk menaiki
gunung-gunung yang ada di Indonesia. Beberapa gunung yang pernah ia daki adalah
Gunung Masurai di Jambi dan Gunung Gede Pangrango di Bogor.
Pengalaman
mendaki Gunung Masurai merupakan pendakian terlama yang pernah ia alami. Selama
mendaki gunung, Komar mendaki selama 13 hari bersama teman-teman Mapala UI.
Tapi yang paling berkesan adalah disaat mendaki Gunung Gede Pangrango disaat
acara pelantikan anggota Mapala UI, disana Komar dan timnya diharuskan tiba
dipuncak gunung sebelum pukul 6.00 dan akhirnya ia dan timnya pun tiba disana
dengan selamat. Setibanya di puncak mereka memakai pakaian adat daerah, bermain
bola, memasak dan hal-hal menyenangkan lainnya. Menurutnya itu adalah hal yang
tidak bisa dilupakan selama mendaki gunung.
Meskipun
ada suka, tentu ada duka dibalik hal-hal itu. Tapi itu merupakan hal yang
menurut Komar tidak penting. Seperti berat beban tas yang dibawa saat mendaki
gunung, kelelahan saat turun gunung. Tapi hal itu bukan masalah karena ia
menyalurkan hobinya dan ia merasa senang telah mendaki gunung dan
bersenang-senang disana.