Monday, May 21

Wawancara dengan Salah Satu Relawan Sukhoi

Halo. Beberapa hari yang lalu gue dikasih tugas untuk membuat profil tentang salah satu relawan pencarian Sukhoi yang sempat meledak beberapa waktu lalu. Deadlinenya hanya sekitar 5 hari. Paniknya luar biasa. Meningat long weekend yang harusnya dinikmati dengan bersantai dirumah, mau gak mau harus cari narasumber dulu deh.

Oke, yang gue wawancara ini namanya Kak Komar, anak Vokasi UI jurusan Manajemen Informasi & Dokumen. Dia anggota Mapala UI yang menemukan bangkai Sukhoi pertama kali. Gue bersama 6 orang temen yang lain, yang sama-sama dikasih tugas wawancara Relawan Sukhoi akhirnya ngumpul hari jumat, 18 Mei di Takor Fisip UI. Sekitar jam 5.30 akhirnya dia datang juga~ setelah galau akan narasumber mana yang fix bakal diwawancara :') Terimakasih ya untuk waktunya, Ka Komar :')

Ini dia Komarun, anggota tim penemu bangkai sukhoi.

Nama                            : Komarun
Nama Panggilan          : Komar
TTL                               : Jepara, 12 april 1992
Hobi                              : Membaca dan Jalan-Jalan
Pendidikan                   : SD Tanwirul qolub Kudus
                                       SMP 1 Kudus
                                       SMA 1 Kudus

Berawal dari Hobi
Tanpa keikutsertaannya ke dalam Mapala UI mungkin saat ini nama Komar tidak seterkenal saat ini. Sejak SMA komar sudah menyukai berpetualang di alam, meskipun hanya sebatas jalan-jalan. Berkat hobinya itu sejak ia mendengar tentang Mapala UI, ia pun termotivasi untuk masuk Mapala UI dan ternyata impiannya tercapai. Ia lulus di Universitas Indonesia jurusan Manajemen Informasi dan Dokumen dan akhirnya mendaftar menjadi anggota Mapala UI. Di Mapala UI lah ia mendapatkan ilmu-ilmu yang akhirnya bisa dia pakai yang salah satunya adalah menjadi relawan pencarian bangkai Sukhoi.

Menempuh medan berat demi kepuasan tersendiri
Berawal dari sekretariat Mapala UI, beberapa orang disana bermusyawarah untuk menjadi relawan  di Gunung Salak. Komar yang beralasan untuk kemanusiaan dan mengaplikasikan ilmu yang telah ia dapat di Mapala, akhirnya diputuskan 3 orang anggota Mapala UI, termasuk Komar berangkat ke Gunung Salak dengan peralatan dan persiapan yang seadanya. Setibanya di Gunung Salak Komar dan Tim melapor ke Pimpinan SAR dan akhirnya turun ke gunung bersama tim yang lain dari jam 2 Kamis malam, 10 Mei 2012.
Menurut Komar, Medan yang ditempuh sangat berat karena struktur gunung yang tidak rata dan logistik yang sulit. Beruntung, Komar dan tim sudah mempersiapkan logistik untuk 3 hari, disaat tim yang lain sudah mulai tumbang karena alasan logistic tidak mencukupi, Komar dan Tim Mapala UI tetap maju hingga akhirnya mereka bersama Tim Marinir menemukan bangkai Sukhoi pukul Jam 10.00.

Tidak Suka Hidup Monoton
 Meskipun alasan utamanya masuk UI adalah ingin masuk Mapala, akademis Komar tidak pernah dibawah rata-rata. Buktinya semester lalu ia mendapatkan IP 3,5. Menurutnya mengikuti kegiatan Mapala itu merupakan kesenangan tersendiri untuknya, ia menganggap hidup yang statis seperti kuliah dan belajar itu adalah hal yang membosankan, ia suka hidup yang dinamis yang memiliki kegiatan lain selain kuliah dan belajar, “Untuk apa kuliah kalau hanya untuk kuliah, belajar dan dapat IP bagus. Itu statis banget” Ucapnya. Meskipun sangat menyenangi kegiatan Mapala, Komar tidak melupakan pendidikannya nanti, setelah lulus Vokasi UI yang merupakan D3 ini komar ingin melanjutkan ke ilmu perpustakaan atau arsip S1.
Tidak hanya Mapala, Komar pun ikut kegiatan Teater UI. Salah satu pementasan Teater UI yang berjudul Orkes 3 Gobang pun ia ikuti. Namun sayang, karena kegiatan menjadi relawan pencarian bangkai Sukhoi ia pun melewatkan beberapa latihan dan tidak bisa tampil di Teater Orker 3 Gobang yang dilaksanakan tanggal 19-20 mei lalu.

Pengalaman Naik dan Turun Gunung
Menjadi anggota Mapala UI membuatnya memiliki cukup banyak pengalaman, meskipun belum semua gunung yang ia naiki tapi itu membuatnya termotivasi untuk menaiki gunung-gunung yang ada di Indonesia. Beberapa gunung yang pernah ia daki adalah Gunung Masurai di Jambi dan Gunung Gede Pangrango di Bogor.
Pengalaman mendaki Gunung Masurai merupakan pendakian terlama yang pernah ia alami. Selama mendaki gunung, Komar mendaki selama 13 hari bersama teman-teman Mapala UI. Tapi yang paling berkesan adalah disaat mendaki Gunung Gede Pangrango disaat acara pelantikan anggota Mapala UI, disana Komar dan timnya diharuskan tiba dipuncak gunung sebelum pukul 6.00 dan akhirnya ia dan timnya pun tiba disana dengan selamat. Setibanya di puncak mereka memakai pakaian adat daerah, bermain bola, memasak dan hal-hal menyenangkan lainnya. Menurutnya itu adalah hal yang tidak bisa dilupakan selama mendaki gunung.
Meskipun ada suka, tentu ada duka dibalik hal-hal itu. Tapi itu merupakan hal yang menurut Komar tidak penting. Seperti berat beban tas yang dibawa saat mendaki gunung, kelelahan saat turun gunung. Tapi hal itu bukan masalah karena ia menyalurkan hobinya dan ia merasa senang telah mendaki gunung dan bersenang-senang disana.

Sunday, May 13

Sembilan Puluh.

What's wrong with sembilan puluh?
Nothing's wrong. Angka ini angka terspecial minggu ini kayanya. Lebih dari sebulan yang lalu gue Mid Test. Actually, gw tipe orang yang sangat malas berlama-lama diruang ujian. Satu, dingin. Dua, hawanya gak asik. Tiga, bosen. Empat, diliatin sama pengawas itu gak enak kecuali pengawasnya kece parah, tapi masalahnya orang sekre gak ada yang kece. Sip.

Terus kenapa sih kalo gw gak betah lama-lama diruang ujian?
Jadi gini, gue UTS mata kuliah Psikologi Komunikasi. Which is that was my favorite class untill now. And the lecture is my favorite too. A weeks before exam, dia sempat bilang, "saya gak suka baca tulisan yang panjang-panjang. Saya lebih suka yang pendek, tapi straight to the point" That was heaven to me. Ya, buat gw nulis essay panjang-panjang feels like a hell. Males banget gak sih lo harus ngejelasin secara panjang dan yang ada malah jadi bertele-tele.

Karena gw orangnya penurut, sangat penurut, apalagi sama doesen paporit. Jadilah gw isi jawaban ujian seringkas-ringkas mungkin. Karena kebetulan ini matkul favorit, pemahamannya jadi udah dapet banget jadilah gw bantai SKS. Yang penting buat gw, gw inget lagi apa yg udah diajarin.
Gw isi ringkas banget, dan gw jadi orang yang pertama ngumpulin. Sebenernya ini bukan karena gw ngerti, tapi karena faktor yang tadi gw sebut. Gak betah lama-lama diruang ujian. Setiap ujian apapun gw bisa banget jadi yang pertama ngumpulin.

Setelah lama ujian berlalu................. Pikiran akan hasil UTS pun lupa.................. My lecture, Mba Mia, ngasih tau score ujian. She said that 39 lebih diatas 60. Gw karena orangnya over confident, jadi pede aja bakalan jadi orang yang 39 itu dengan ekspektasi yang gak berlebihan.
Satu persatu nama disebutkan.... Mba mia ga ngasih komentar apa-apa except for the highest score. Semua orang deg-degan, begitu juga gw. Disaat Amalia Maryunita Putri disebut, gw angkat tangan. And then she said "congrats amalia your score is one of the highest" And then I was like..... Cengo. And then she said "nilai kamu 90" OMG! I wanna scream!!! tapi gw tau itu jadi gak bertoleransi dengan sesama teman yang lagi panik akhirnya gw cuma bisa ketawa-ketawa sendiri. She said, "Awalnya saya liat ini kayanya kamu males banget, isinya pendek." Gw cuma diem. Terus dia blg kalau dia suka sama apa yg gw isi karena yang gw jawab sangat pendek tapi ngena. Satu hal yang gue tangkap, ada untungnya jadi males hahahaha.
Ini dia si sembilan puluh

Bukannya mau sombong sebenernya, tapi selama gue sekolah, jarang-jarang gue bisa dapet nilai 90. Dulu terakhir kali yang gue inget nilai 90 itu terakhir gue dapet waktu UAN SD. Waktu SMA & SMP sempat dapat nilai 90, tapi itu usually cuma di mata pelajaran Bahasa Inggris. Sekarang dikuliah keulang lagi, 90, di mata kuliah yang gue emang suka tapi pemahamannya sangat complicated. Tapi ternyata gue bisa. Dan itu senengnya luar biasa!! Jadi harap maklum gw agak pamer masalah nilai :p

Gara-gara itu gw jadi belajar untuk jadi diri gw sendiri, karena gw gak suka ribet, yaudah gw jawab sampe batas pahamnya gw, dan dengan cara gw, jawab seadanya aja. Itu sebenernya part of males, tapi kalo malesnya bisa menghasilkan sesuatu yang positif, it's fine lah ya. Gw juga jadi belajar memahami, gw cuma ga suka mendengar sesuatu yang membosankan tapi coba disaat lo listen to a person, usahakan lo paham dengan apa yang mereka bilang, apalagi buat guru & dosen. Insyaallah hasilnya akan memuaskan.

Berhubung sebentar lagi mau UAS... Please wish me luck. Semoga nilai gue dan teman-teman gw dimata kuliah yang lain juga bagus dan kita semua bisa lanjut ke semester tiga yang kabarnya bakalan seru banget :')

Followers