Tuesday, May 3

Hasil penantian ratusan purnama


Setelah puluhan purnama, tidak ada rencana untuk kembali mempertemukan persahabatan-dan kisah cinta di Ada Apa Dengan Cinta 2. Tak lama kemudian.... Sebuah brand mempersatukan mereka, lalu terjadilah!
Saya gatau siapa yang punya ide awal untuk membuat reuni tersebut, apakah brand chat-messenger dengan short film AADC versi ngarang mereka atau sebelumnya sudah ada tapi di pancing dengan brand tersebut? Saya gatau.

Ide reuni?
Yang jelas, kita tau ending cerita  Cinta dan Rangga terpisah di bandara, dengan adegan ciuman, lalu Rangga pergi ke New York meninggalkan Cinta. Buat saya itu ending yang sangat epic untuk ukuran tahun 2002.
Kita juga tau Riri Riza dan Mira Lesmana adalah dua orang hebat yang punya karya audiovisual berkualitas, Petualangan Sherina, Gie, 3 Hari Untuk Selamanya, you name it. Terakhir, mereka memproduksi Sokola Rimba, film yang juga berkualitas, tapi sayang, dalam urutan 10 besar film terlaris pada tahun rilis saja Sokola Rimba tidak ada dalam daftar tersebut.

Apakah mereka lelah?

Tidak, tentunya. Jika mereka lelah, film sekuel AADC ini tidak akan lahir. Yang saya rasakan dan bisa simpulkan adalah mereka pastinya rindu berkarya sesuai passion dengan output secara materi yang memuaskan. Bukannya berprasangka buruk, tapi saya pernah bekerja untuk sebuah film, saya tau kondisinya. Saya pernah membaca quotes dari Valeri Geller, seorang consultant radio yang isinya "Putting your audience first (and not your station or ego) is one of the keys to engaging listeners" oke ini tentang radio ya, kalau diibaratkan ke film, mengalahkan ego atau idealisme dahulu dan mengutamakan penonton. Ketika short movie AADC muncul, semua orang excited, mereka berharap akan kelanjutan kisah Cinta dan Rangga, begitupun dengan Geng Cinta. Sebenarnya hanya dengan kemunculan short movie itu, saya cukup terhibur.
Kesimpulannya, film ini ada karena Riri Riza dan Mira Lesmana tau kalau film ini akan super booming, audience sangat menanti-nanti kehadiran mereka.
That's why AADC 2 kini tayang di bioskop. Fakta diatas hanya pendapat saya, jika ada yang tidak setuju ya sudah, tidak usah terlalu dipikirkan.

Mari kita mulai cerita AADC2.

Diawal film kita disambut oleh Credit Title yang grafisnya bagus dan menarik. Tapi transisi antara grafis tersebut dengan opening scene malah jadi tidak sinkron. Saya kaget dan bingung ketika melihat adegan tersebut saya coba menerka-nerka... ada apa ini? 1 hingga 2 menit kemudian baru saya bisa bilang "ooooh begini toh". Jujur opening scene-nya kurang berkesan buat saya. Tiba-tiba Karmen datang di area opening scene setelah rehabilitasi kecanduan obat-obatan. Lalu cinta membuat 2 pengumuman, yang pertama mereka berencana ke Jogja untuk menghibur Karmen..... Ini cukup maksa buat saya. Dan tiba-tiba Christian Sugiono (yang udah pasti jadi suaminya Maura) nyeletuk "katanya, ada dua pengumuman, satu lagi apa?" entah framing-nya yang jelek, apa transisinya yang jelek, buat saya scene itu aneh dan tampak dipaksakan.
Ga ada Alya, rasanya kurang, yes?

Kemana Alya? Ketidak hadiran Alya sebenarnya juga agak dipaksakan, tapi menurut saya ada hal yang lebih make sense daripada alasan yang ada difilm ini. Saya tidak akan cerita, nonton sendiri saja.


Lalu dimulailah liburan ke Jogja! Lalu disana saya baru sadar ada banyak product placement! Banyak scene-scene artsy yang menurut saya ga penting atau over duration disaat Geng Cinta hore-horean, tidak banyak dialog, seharusnya dibuat singkat, mengingat fokus film ini adalah Cinta dan Rangga. Mungkin mereka sayang stockshot yang udah mereka ambil, lelah shooting berjam-jam kalo dibuang sayang. Yang cheesy tapi ga overrated buat saya adalah kehadiran The Silly Milly yang menjadi bumbu dari kisah perjalanan Geng Cinta. Selain kehadiran Milly, salah satu hal yang menghibur adalah sikap Cinta dalam menghadapi Rangga, layaknya perempuan Indonesia yang rata-rata kebanyakan gengsi tapi penasaran.


Ketika pertemuan pertama Cinta dan Rangga menurut saya momennya tidak se'wow' yang saya kira. Lalu saya hanya diam dan berkata "gitu aja nih? Ohhh" tapi adegan itu memang layaknya Cinta dan Rangga di jaman dulu, flat, dengan kata yang sedikit menusuk.



Saat pertemuan mereka, tayangan ini layaknya film 3 Hari Untuk Selamanya, hanya saja dengan setting disekitar kota Jogja dan berdurasi satu hari. Adegan-adegan disini dikemas cukup cantik, stockshot Jogja yang bagus, setting lokasi yang juga bagus, sehingga menjadi nilai plus dari adegan ini. Adegan Cinta dan Rangga berdua buat saya enjoyable dan nyata untuk kisah-kisah orang lainnya. Adegan ini berakhir dengan adegan yang sudah diduga orang-orang, sebelum Cinta meninggalkan Rangga untuk kembali ke Jakarta, ya kalian pasti tau apa yang akan terjadi.

Momen dimana saya kira Rangga akan mendorong Cinta kebawah. Lalu The End.
Kembali ke kehidupan Jakarta, geng cinta menjalani hidup masing-masing. Yaaaa banyak adegan-adegan yang terlihat seperti dipaksakan, tapi memang itu refleksi kegalauan Cinta yang baru saja bertemu dengan mantan kekasih yang sempat pergi begitu saja....

Ending film ini sesungguhnya cukup mengecewakan ekspektasi saya, tapi dengan segala drama yang terjadi, ending ini masih make sense untuk dicerna.

Overall, AADC 2 masih bisa diterima, saat saya menyelesaikan tulisan ini, penontonnya sudah 1 juta orang. Ekspektasi Mira Lesmana & Riri Riza tercapai, mungkin lebih. Setelah 14 tahun yang lalu AADC 1 tayang dan tak pernah ada rencana untuk memproduksi sekuelnya 14 tahun lalu. Film ini masih layak ditonton, sekedar memuaskan penonton akan kisah mereka. Meskipun beberapa adegan ada yang tampak dipaksakan ceritanya. Mengingat ada dua scriptwriter disini, satu orang yang menulis plot Cinta dan Rangga yang satu lagi menulis plot geng cinta, saya masih memaklumi plot yang tampak dipaksakan ini.

AADC kembali sukses membuat Industri Film Indonesia 'panas', semoga nantinya akan ada kisah cinta seperti Cinta dan Rangga dilayar bioskop Indonesia, yang memiliki plot rumit dan dilanjutkan dengan twist ending.  Andai Tim Miles Film mau menunggu Ladya Cheryl selesai studi, film ini mungkin memberi ekspektasi lebih dari kisah Cinta dan Rangga.

Followers